Translate

Saturday, 31 December 2011

Saya Menemukan Akun Facebook Tuhan

Saya benar-benar tidak mengerti, tiap kali saya membuka dan membaca status-status yang bermunculan di facebook, selalu saja banyak keluhan-keluhan dan do'a-do'a pada Tuhan. Seperti yang ini "oh Tuhan mengapa cobaan yang Engkau berikan saat ini berat sekali", atau yang begini "berikan aku kesabaran menghadapi rintangan ini ya Tuhan". Apalagi pada tahun baru kali, semua orang ramai sekali bahkan seperti berlomba-lomba menulis status di facebook yang berisi do'a yang bermacam-macam, entah do'a apa saja yang ditulis. Ada yang meminta pada Tuhan "semoga tahun baru ini Tuhan memberi kelancaran rizqi kepada ku", atau "semoga Tuhan mengabulkan semua keinginan ku pada tahun baru ini, amin", dan masih banyak yang lain.

Yang saya tidak mengerti, mengapa sekarang facebook berubah menjadi tempat mengeluh dan berdo'a.? Apa memangnya Tuhan sekarang telah punya akun facebook.? Sehingga Tuhan harus datang ke warnet untuk online agar bisa membaca keluhan-keluhan dan do'a-do'a manusia.?

Kalau ingin rizqi bertambah lancar, kalau ingin nasib berubah menjadi lebih baik atau yang lain, Kok facebook yang ditulisi "mudah-mudahan ini-itu", "semoga bagini semoga begitu". Mengapa tidak berpikir apa yang musti diperbaiki dan segera bergegas berusaha mengerjakanya.! (baca juga: mengapa saya berhenti berdo'a)

Apakah itu karena dalam sembahyang, sholat, atau ritual-ritual agama, Tuhan sudah tidak mau lagi mendengar keluhan dan do'a-do'a manusia.? Atau, apakah memang karena sekarang Tuhan benar-benar punya akun facebook.? Kalau anda tahu, mohon segera beritahu saya, karena saya juga akan add facebook Tuhan untuk menjadi teman saya.



Dosa Besar Bagi Yang Merayakan Tahun Baru

Mengapa saya mengatakan dosa besar bagi yang merayakan tahun baru.?

Coba kita saksikan saja, setiap kali datang pergantian tahun baru, tidak peduli itu anak-anak, para pemuda, maupun orang-orang tua, semua menyibukkan diri mengadakan perayaan dan pesta pora, menghambur-hamburkan uang, para anak muda berarak-arakan mengadakan konvoi motor dengan suara bising yang juga mengganggu kenyamanan lalulintas. Macet dimana-mana, kecelakaan banyak terjadi, sampah akibat pesta-pora berserakan, muncul jambret-jambret ditempat keramaian.



Kalau itu yang terjadi karena perayaan tahun baru, apakah masih ada manfaatnya merayakanya.? Bukankah menghambur-hamburkan uang, membuat bising, membikin kemacetan, membikin kotor tempat-tempat umum, dan lain-lain adalah tindakan bodoh yang mubadzir.!

Mengapa tidak disedekahkan saja uang yang dihambur-hamburkan tersebut kepada orang-orang yang tidak mampu. Saya yakin disekitar kita banyak sekali yang masih hidup dalam kekurangan. Bukankah membantu sesama itu akan medapatkan pahala.!

Jadi, menurut saya merayakan tahun baru itu memang dosa besar. Entah menurut anda?


Mengapa Tidak Perlu Merayakan Tahun Baru

Banyak hal yang mungkin disiapkan oleh berbagai pihak untuk merayakan tahun baru kali ini, mulai dari mall, hotel, pub, hotel dan banyak tempat lagi. Mulai dari permainan kembang api, party diberbagai tempat, konser musik, sekedar nongkrong dipinggir jalan dan banyak hal lagi yang dilakukan berbagai jenis manusia di muka bumi ini. Tidak sedikit juga yang mempersiapkan diri untuk punya acara sendiri masing-masing, bersama teman atau keluarga atau pasangan. Semuanya punya persiapan masing-masing. Bagaimana dengan anda sendiri?

Berbagai jenis kegiatan bisa disaksikan di televisi dan berbagai media lainnya. Saya melihat pada saat zaman penjajahan, dimasa akulturasi budaya mulai masuk ke Indonesia, perayaan tahun baru ala masyarakat eropa mulai dikenal Indonesia, yang kemungkinan dahulu hanya mengenal tahun baru Islam yang ditandai berubahnya tanggalan menjadi 1 muharram atau tahu baru Jawa dengan 1 Suro nya. Selain itu almanak tionghoa juga mengenal Imlek untuk perayaan tahun barunya. Esensi tahun baru masehi, kalau dilihat dari berbagai sumber lebih mengarah kepada semangat kumpul bersama antar keluarga besar berkunjung dan bersilaturahmi untuk kumpul bersama dan makan malam bersama sambil sama-sama bernyanyi dan bermain musik.

Bagaimana dengan keadaan saat ini. Terlihat lebih hura-hura dengan jumlah uang yang besar. Hedonisme? Silakan membentuk opini anda sendiri karena saya bukan sosiolog. Banyak hal yang juga cukup mengganggu pada saat pelaksanaan tahun baru. Kita bisa menyaksikan kehebohan besar saat perayaan tahun baru di mana-mana. Konser besar meriah diadakan disana dengan mendatangkan berbagai artis top ibukota uuk bernyanyi. Puluhan ribu penonton berjubel untuk menonton pertunjukan tersebut. Saya yakin, kebahagiaan dan kesenangan bercampur aduk jadi satu disana. Semua orang senang dan puas setelah menyksikan acara tersebut.

Tapi keesokan hari setelah acara berlangsung, masalah kembali muncul. Ratusan kilogram sampah juga menghiasi tempat tersebut. Pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan pantai menjadi resah. Pihak pengelola sudah berusaha menyediakan tempat sampah. Tapi apakah para penonton bisa sadar bagaimana sebaiknya mereka mengelola sampah dirinya sendiri. Sudah disiapkan tempat sampah, tapi apakah itu akan cukup untuk orang sebanyak ini? Pengelola sendiri mengerahkan banyak orang petugas pembersih sampah dan itu bisa diselesaikan  berhari-hari.

Beberapa kerusuhan menyangkut tahun baru juga sering terjadi di Indonesia, kecelakaan akibat konvoi kendaraan, dan lebih miris lagi di ternate, terjadi kebakaran akibat beberapa anak yang membakar petasan dan mengenai petasan lain yang dijajakan dipinggir jalan, ledakan besar tersebut akhirnya mengenai beberapa toko dan rumah. Belum lagi fenomena lain yang cukup menyedihkan. Angka penjualan obat kuat meningkat dan penjualan kondom juga meningkat dan pembelinya adalah remaja yang belum menikah. Banyak yang bilang miris, tapi siapa yang perduli? Tetap saja masalah ini setiap tahun berlangsung. Siapa yang wajib mengawasi? Banyak hal lain yang terjadi disaat pergantian tahun baru, segi positif maupun negatif.

Banyak yang bilang, pergantian tahun dimaknai dengan instropeksi selama 1 tahun kebelakang, tentang segala yang telah dilakukan dan bagimana pencapaian resolusi 1 tahun kebelakang. Tapi kenapa hal tersebut harus dilakukan pada saat akhir tahun? Kenapa tidak setiap hari? Haruskah menyiapkan strategi di setiap awal tahun? Ada banyak hal positif dan negatif yang telah dilakukan dan bisa saja terlupa. Bahagianya rakyat Indonesia jika semuanya bisa intropeksi dengan banyak kejadian yang sudah dilewatkan. Jangan lupa panjatkan doa untuk mengawali kegiatan di tahun ini dan berharap semuanya akan lebih baik. Semoga perayaan tahun baru memberikan kesenangan sepanjang tahun.


Friday, 30 December 2011

Teori - Teori Kemunculan Agama

Ini adalah beberapa teori kemunculan agama yang saya ketahui :

1. Agama muncul karena kebodohan manusia.
Menurut pendapat teori ini, bahwa agama muncul karena kebodohan manusia. August Comte peletak dasar aliran positivisme menyebutkan, bahwa perkembangan pemikiran manusia dimulai dari kebodohan manusia tentang rahasia alam atau ekosistem jagat raya. Pada mulanya periode primitif karena manusia tidak mengetahui rahasia alam, maka mereka menyandarkan segala fenomena alam kepada Dzat yang ghaib.

Namun, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan (sains) sampai pada batas segala sesuatu terkuak dengan ilmu yang empiris, maka keyakinan terhadap yang ghaib tidak lagi mempunyai tempat di tengah-tengah mereka. Konsekuensi logis teori di atas, adalah makin pandai seseorang akan makin jauh ia dari agama bahkan akhirnya tidak beragama, dan makin bodoh seseorang maka makin kuat agamanya.

2. Agama muncul karena kelemahan jiwa (takut)
Teori ini mengatakan, bahwa munculnya agama karena perasaan takut terhadap Tuhan dan akhir kehidupan. Namun, bagi orang-orang yang berani keyakinan seperti itu tidak akan muncul. Teori ini dipelopori oleh Bertnart Russel. Jadi, menurut teori ini agama adalah indikasi dari rasa takut. Tuhan digambarkan sebagai seseatu yang berkuasa atas segalanya, sehingga jika manusia tidak menurutinya maka Tuhan akan memasukkan kedalam neraka. Karena rasa ketakutan inilah maka agama muncul untuk mendamaikan ketakutan tersebut.

3. Agama adalah produk penguasa
Karl Marx mengatakan bahwa agama merupakan produk para penguasa yang diberlakukan atas rakyat yang tertindas, sebagai upaya agar mereka tidak berontak dan menerima keberadaan sosial ekonomi. Mereka (rakyat tertindas) diharapkan terhibur dengan doktrin-doktrin agama, seperti harus sabar, menerima takdir, jangan marah dan lainnya.
Namun, ketika tatanan masyarakat berubah menjadi masyarakat sosial yang tidak mengenal perbedaan kelas sosial dan ekonomi, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara penguasa dan rakyat yang tertindas dan tidak ada lagi perbedaan antara si kaya dan si miskin, maka agama dengan sendirinya akan hilang.

4. Agama adalah produk orang-orang lemah
Teori ini berseberangan dengan teori-teori sebelumnya. Teori ini mengatakan, bahwa agama hanyalah suatu perisai yang diciptakan oleh orang-orang lemah untuk membatasi kekuasaan orang-orang kuat. Norma-norma kemanusiaan seperti kedermawanan, belas kasih, kesatriaan, keadilan dan lainnya sengaja disebarkan oleh orang-orang lemah untuk menipu orang-orang kuat, sehingga mereka terpaksa mengurangi pengaruh kekuatan dan kekuasaannya. Teori ini dipelopori Nietzche, seorang filusuf Jerman.


Menjadi Sesat Itu Tidak Gampang

Ada satu hadits yang cukup populer di kalangan kaum muslim: “umatku kelak akan terpecah-pecah ke dalam 71 golongan yang berbeda-beda, dan hanya satu dari mereka yang selamat.” Ramalan Nabi dalam hadits tersebut terasa murung bukan hanya karena perpecahan umat ke dalam beragam aliran digambarkan sebagai sesuatu yang tak terelakkan, melainkan juga karena sebagian besar dari mereka oleh hadits tersebut divonis sesat dan bakal masuk neraka. Hanya satu kelompok saja yang Islamnya benar dan layak masuk surga.

Dalam hadits di atas, Nabi tidak menegaskan secara eksplisit siapa satu kelompok yang selamat (firqah najiyah) itu. Ini pada gilirannya membuka peluang bagi golongan Islam tertentu untuk mengklaim sebagai satu-satunya kelompok yang selamat. Kosekuensi logisnya, mereka menganggap sesat semua kelompok Islam lain. Ini terutama terjadi dalam ranah teologi Islam, di mana aliran-aliran yang saling bertikai kerap melempar tuduhan kafir satu sama lain.

Singkat kata, ramalan Nabi dalam hadits di atas secara selintas justru terkesan menjadi dalil pembenar bagi intoleransi antar sesama muslim dan eksklusivisme di kalangan umat. Tapi apa betul kesan selintas ini?
Kalau yang kita tanya Imam al-Ghazali, barangkali ia akan dengan tegas menjawab tidak betul. Al-Ghazali membantah kesimpulan bahwa hadits ramalan di atas menyuburkan intoleransi dan eksklusivisme dalam berislam dengan sejumlah alasan:

Pertama, hadits tersebut memang menyebutkan hanya satu kelompok Islam yang selamat, tapi yang dimaksud di sini adalah satu golongan yang langsung masuk surga secara ekspres, tanpa hambatan. Sedangkan kelompok-kelompok muslim lain mungkin perlu melewati fase “pencucian” dulu di neraka, tapi setelah itu bakal masuk surga juga. Dengan kata lain, mayoritas golongan dan sekte dalam Islam pada akhirnya akan terselamatkan semua di akhirat. Alasan kedua, hadits di atas bukanlah satu-satunya versi yang ada. Al-Ghazali mengutip versi lain yang justru bertolak belakang dengan hadits yang pertama. Bunyinya begini: “umatku akan terpecah-pecah ke dalam 71 golongan, semuanya selamat kecuali satu kelompok.”

Al-Ghazali selanjutnya berargumen bahwa pilar fundamental dalam keimanan sesungguhnya hanya tiga: iman kepada keesaan Allah, kepada Muhammad sebagai Rasulullah, dan kepada datangnya hari kiamat. Baginya, seseorang baru bisa disebut kafir kalau tidak percaya kepada ketiga hal pokok tersebut. Sedangkan di luar wilayah fundamental tersebut adalah soal-soal sekunder, sekadar cabang-cabang agama (furu’), yang apabila seorang muslim menyangkalnya sekalipun tidak menjadikannya kafir.

Al-Ghazali di sini sebenarnya hendak mengatakan bahwa hampir semua pertikaian pendapat dalam soal-soal teologi antara kaum mu’tazilah yang rasionalis versus ahlul hadits yang tesktualis, atau antara kaum Sunni dan Syi’ah, adalah pertikaian soal-soal sekunder yang masih dalam koridor keIslaman. Dengan kata lain, pertikaian pendapat tersebut tidak menjadikan mereka sesat. Kalau dalam soal teologi saja begitu jembar ranah toleransinya, apalagi dalam soal syari’ah dan fiqh.

Pandangan Al-Ghazali ini menarik karena ia membalikkan nada murung ramalan Nabi dalam hadits di atas menjadi lebih rileks dan cerah. Keragaman aliran Islam diterima sebagai rahmat, bukan kutukan. Selama mereka masih percaya pada tiga pilar iman di atas, maka silang pendapat di antara mereka tidak akan menjerumuskannya ke dalam kekafiran.

Spirit toleransi yang disuarakan Al-Ghazali ini tampaknya diamini dan bahkan diperluas oleh Muhammad Abduh yang menulis bahwa: “apabila seorang muslim menyatakan satu pendapat yang kalau dilihat dari seratus sisi tampak kufur, tapi ada satu sisi saja yang terlihat masih dalam iman, maka orang tersebut tidak bisa dicap sebagai kafir.”

Jadi ternyata, dalam soal-soal keislaman, menjadi sesat itu tidak gampang.



Sunday, 25 December 2011

6 Penyakit Baru Akibat Facebook

Maraknya kehadiran situs jejaring sosial seperti Facebook, twitter merupakan fenomena perkembangan zaman. Namun siapa sangka jika kehadiran situs ini bisa memicu perubahan perilaku seseorang. Sebuah penelitian terbaru terbaru tentang jejaring sosial Facebook, saat ini merupakan situs yang paling banyak diakses telah mengubah banyak aspek perilaku, khususnya terkait dengan cara menjalin hubungan dengan pasangan.

Berikut ini adalah 6 penyakit baru yang ditimbulkan akibat Facebook:

1. Berbohong dalam status
Sedikit para facebookers yang tidak memasang status relationship mereka sejujurnya. Dengan begitu, mereka lebih menyukai 'opsi terbuka' pada kemungkinan selingkuh atau meneruskan flirting dengan orang lain. Tercatat 27% pengguna tidak memasang status hubungan sama sekali, dan setengah dari mereka masih melajang.

2. Keluhan karena kiriman dinding
Sebanyak 29% mengatakan bahwa kiriman pesan di dinding (wall) atau foto dapat menimbulkan masalah dengan pasangan. Sebanyak 42% mengatakan, mereka mendapat keluhan dari pasangannya, dan 11% dari yang disurvei menempatkan pasangan mereka pada profil terbatas, sehingga tak dapat mengakses atau melihat semua aktivitas yang dilakukannya di Facebook

3. Sarana merayu (Flirting)
Sebanyak 70% pengguna mengaku memanfaatkan Facebook untuk merayu atau menggoda teman. Sebanyak 24% si penggoda ini mengunakan jejaring sosial untuk merayu orang lain ketimbang pasangannya sendiri.

4. Jadi pecemburu
Sebanyak 59% mengaku sering cemburu karena pasangannya berhubungan dengan orang lain di Facebook.  Hasil penelitian Amy Muise Ph.D dari University of Guelph, mengindikasikan, Facebook berkontribusi memicu kecemburuan, bahkan pada orang yang sebenarnya tidak punya kecenderungan atau sifat cemburuan.

5. Membobol akun pasangan
Sebanyak 23% responden mengaku pernah membobol atau nge-hack akun pasangannya di Facebook . Sebanyak 18% responden mengaku tahu password pasangannya, sekitar 85% mengaku diberitahu password-nya, 16% menebak password-nya, dan 9% responden sengaja nge-hack akun Facebook pasangan.

6. Mencari mantan kekasih
Sebanyak 85% pengguna mencari dan menelusuri mantan kekasihnya melalui Facebook. Sekitar 17% dari mereka selalu mengecek halaman mantan kekasihnya, setidaknya sekali dalam seminggu.


sumber: http://www.burukutuk.com


Friday, 23 December 2011

Fakta Tentang Facebook Menurut Tuhan

Apakah anda termasuk seorang pengguna Facebook? Atau barangkali anda sudah mencandu situs jejaring sosial tersebut? Bahkan mungkin teman, adik, kakak, orang tua, dan sanak saudara anda juga mengalami hal sama? Tahukah anda apa Facebook itu? Apa pula dampak yang telah terjadi pada anda akibat Facebook? Lalu bagaimana pandangan Tuhan mengenai Facebook

Jika ingin tahu apa yang telah terjadi dengan Facebook. Simak berikut wawancara saya dengan Tuhan soal ini:


Saya:
Tuhan, apakah engkau tahu situs jejaring sosial yang populer saat ini?

Tuhan:
Ya jelas tahu-lah, saya kan Tuhan. Facebook itu kan.

Saya:
Iya benar, lalu menurut-Mu bagaimana Tuhan?

Tuhan:
Awalnya sih saya senang ada orang yang bisa meciptakan Facebook sebagai media komunikasi masal, jadi manusia lebih mudah untuk membangun komunikasi dengan orang lain, walaupun orang tersebut jauh diujung dunia pun, dengan Facebook jarak yang tidak terjangkau akhirnya bisa ter-atasi. Tapi sekarang saya sangat prihatin.

Saya:
Maksudnya prihatin bagaimana Tuhan?

Tuhan:
Iya, Facebook sekarang sudah membodohkan manusia

Saya:
Kenapa tiba-tiba engkau mengatakan Facebook memperbodoh manusia Tuhan?

Tuhan:
Anda kan bisa lihat prilaku dan kebiasaan para penggila facebook.

Saya:
Saya lihat mereka menemukan keasyikan dan semakin banyak mempunyai teman di sana. Itukan situs jejaring sosial. Tempat berkumpulnya banyak orang untuk saling berteman?

Tuhan:
Maksud awalnya sih memang begitu. Tapi yang terjadi apa?

Saya:
Maksudnya?
Tuhan:
Manusia sekarang sudah terbuai, kecanduan bahkan sudah mabuk dengan Facebook. Tiada hari tanpa upadate status. Gonta ganti foto. Gosip. Membongkar-bongkar aib sendiri, chatting hal-hal yang tidak perlu dan masih banyak lagi.

Saya:
Tapi kan sangat bermanfaat sekali Tuhan. Orang-orang yang tadinya tidak tahu sama sekali dengan dunia teknologi, gara-gara Facebook sekarang sudah banyak masyarakat yang melek teknologi. Bahkan semakin mencintai dunia IT tersebut. Jadi apa yang menjadi masalah Tuhan?

Tuhan:
Ya mereka sudah menggeser kehidupan nyatanya ke dunia maya. Mereka mengabaikan pekerjaan dan silaturrahmi sosial yang nyata ke kehidupan yang serba maya. Di mana pun mereka berada, mulai dari rumah, di kantor, di warnet dan dimana saja mereka nongkrong terus di dunia maya, di Facebook. Sampai ada yang bolos sekolah, bolos dinas. Bahkan ada yang masih dalam jam kerja pun, mereka tidak mengerjakan tugasnya. Tapi asyik ngerumpi di Facebook.
Saya:
Owh begitu ya.

Tuhan:
Apa yang mereka lakukan di sana. Kalau untuk tujuannya positif ya baguslah. Malah dianjurkan. Tapi yang banyak terjadi mereka di-ninabobok-kan. Dibodohkan. Asyik tenggelam terbawa arus. Mereka menulis apa saja sebebas-bebasnya. Curhat apa saja. Tapi mereka lupa apa yang mereka tulis bisa diabaca oleh banyak orang, sehingga tidak ada lagi ruang privacy. Semuanya lebur tanpa batas.

Jadi tidak heran sekarang timbul penyakit masyarakat gaya baru. Timbul pertengkaran, selingkuh, pelecehan sesksual, pelecehan nama baik, dan seterusnya (lebih jelasnya baca disini). Apa memang untuk itu tujuan facebook dibuat?

Saya:
Ya sebenarnya menurut saya itu efek Tuhan. Tujuannya ya untuk jejaring sosial. Para pengguna bisa saling interaksi dengan siapa saja dan dari mana saja.

Tuhan:
Ya makanya. Kalau prakteknya memang begitu sih tidak masalah. Tapi apa yang terjadi?

Saya:
Jadi kesimpulan bagaimana? Dan apa solusinya Tuhan?

Tuhan:
Ya sebaiknya para penggila Facebook coba berfikir ulang. Apakah mereka benar mendapat kan sesuatu atau justru sudah kehilangan sesuatu di sisi lain. Memang mereka sudah mendapat 1000 teman di Facebook, tapi di kehidupan nyata mereka apakah juga begitu. Jangan-jangan mereka secara perlahan justru sudah mulai kehilangan teman nyatanya dalam kehidupan sehari-hari satu persatu.

Mereka mungkin mendapatkan teman curhat yang mengasyikan di Facebook. Tapi dalam kehidupan nyatanya, apakah mereka juga begitu? Jangan-jangan justru mereka tidak punya waktu lagi untuk curhat dengan teman, anak, isteri, sanak saudara dan tetangga mereka di dunia nyata. Karena waktu mereka sudah on time di Facebook.

Saya:
Apalagi Tuhan?

Tuhan:
Sangat banyak lagi. Tapi sebenarnya kalau saja mereka mau melirik Facebook lebih dari sekedar main-main. Bisa untuk menjadi lahan promosi usaha, media pendidikan.

Saya:
Bagaimana itu Tuhan?

Tuhan:
Ya kan tinggal dipajang apa usaha yang anda geluti di situ. Dipajang gambarnya. Diberi keterangan. Terus sambil chatting dan menulis komentar hal itu kan juga bisa disisipkan. Jadi disamping teman dapat sekaligus juga menghasilkan. Apalagi kalau punya modal. Justru bisa pasang iklan. Walaupun bayar iklannya mahal, tapi hasilnya bisa jauh lebih luar biasa. Karena facebook sekarang termasuk situs no.2 populer di internet, hampir-hampir mengalahkan google.

Bisa anda bayangkan berapa banyak pengguna facebook dalam sehari. Sekian persen saja yang melirik iklan anda, wah … itu sudah luar biasa.

Saya:
Lalu caranya?

Tuhan:
Ya anda buatlah sebuah website atau blog bisnis. Terus anda promosikan di Facebook.

Saya:
Tapi bayar iklannya kan mahal Tuhan?

Tuhan:
Itu gampang. Gunakan saja yang serba gratis. Websitenya gratis dan iklannya juga gratis.

Saya:
Ooh ada ya yang serba gratis begitu?

Tuhan:
Ya ada lah. Sangat banyak malah. Anda bisa buat blog dengan blogger.com, worpress.com, Multyply, Druppal, dan sejenisnya. Terus nanti anda tulis alamat blog anda pada tauatan di Facebook. Atau lewat aplikasi Networked blognya. Jadi setiap anda upadate atau isi blog baru anda, akan langsung tampil di Facebook. Nah, nanti para pengguna facebook kan melihat. Lalu secara tidak sengaja mereka mengklik dan membacanya. Nah kalau mereka tertarik? Itu kan suatu peluang.

Saya:
Wah .. menarik sekali ya. Terus cara membuat blog itu gimana Tuhan? Sulit nggak?

Tuhan:
Tidak sesulit yang dibayangkan sebenarnya. Bahkan banyak diantara pelakunya atau para blogger yang membuat blog itu rata-arta anak muda. Mulai dari siswa SMP sampai mahasiwa. Yang sudah bekerja dan sudah berumah tangga juga ada. Tapi rata-rata banyak yang muda.

Saya:
Wah …. Sepertinya sangat menarik yah!

Tuhan:
Ya makanya anda jangan hanya main chatting-chattingan saja. Anda harus ingat. Ratusan juta orang seperti anda di dunia maya, sudah membuat pemilik Facebook itu kaya raya.

Saya:
Lho? Kaya raya? Dari mana mereka dapat uang? Bukankah Facebook itu gratis?

Tuhan:
Anda yang gratis. Tapi yang masang iklan di situ? Minta ampun mahalnya kalau masang iklan di Facebook.

Saya:
Kok bisa mahal Tuhan?

Tuhan:
Ya tapi tadi sudah saya katakan. Facebook sekarang sudah rangking no.2 populer di dunia. Karena harga iklan itu sangat dipengaruhi oleh popularitas suatu situs.

Saya:
Wah … kalau begitu kita masuk para penggunanya masuk perangkap saja berarti ya mas?

Tuhan:
Ya makanya. Sadar! Jangan mau kalah. Itu pemilik Facebook sendiri, Mark Zuckerberg, masih muda. Tapi sudah kaya raya. Karena apa? Dia menggali ilmunya dan akhirnya memanfaatkan ilmunya untuk bisnis. Google sendiri pernah mau membeli Facebook. Tapi dia tidak mau. Karena dia melihat Facebook berkembang dengan pesat dan dia yakin suatu saat nanti jauh akan lebih menguntungkan dengan membangunya sendiri dari pada sekedar menjualnya. Dan sekarang terbukti kan?

Saya:
Owh…. Em, kalau membuat blog itu sendiri bagaimana Tuhan. Apakah tidak sama cara-caranya dengan membuat Facebook?

Tuhan:
Ya bedalah. Di facebook anda hanya pengguna. Kalu di blog anda pemilik.

Saya:
Maksudnya Tuhan?

Tuhan:
Ibaratnya begini. Facebook itu sebuah gedung atau mol besar. Lalu para pengguna bisa berkumpul dan main-main di situ. Segala fasilitas disediakan. Anda mau kirim-kirim foto, menulis catatan harian, mau chatting, semuanya sudah disediakan. Dan anda tinggal menggunaknnnya dengan sangat mudah. Tidak perlu dipelajari dengan susah.

Tapi kalau blog, andalah yang punya gedung atau toko sendiri. Anda buat sendiri dan anda isi sendiri. Termasuk fasilitas yang anda sediakan. Jadi yang berkunjung ke blog anda, lebih kurang sama statusnya dengan para penggila facebook. Kekuasaan ada ditangan anda, mau anda giring kemana pengunjung anda. Mau sekedar membaca dan silaturrahmi saja, atau mau anda giring untuk membeli produk yang anda jual.

Jadi di blog anda harus punya ilmunya. Tidak bisa manja seperti di Facebook. Tapi kan manfaatnya juga setimpal. Dan kepuasaannya? Jauh lebih mengasyikan dari pada Facebook. Tergantung berapa banyak sisi yang anda bidik dalam tujuan anda membuat blog. Tergantung juga pada isinya.

Saya:
Wah …. Sangat menarik! Tapi di mana saya bisa belajar membuat blog Tuhan?

Tuhan:
Kalau soal tempat belajar sangat banyak. Anda bisa belajar lewat kursus, pelatihan, buku dan ebook. Atau b
uka saja blog-blog yang isinya tutorial tentang membuat blog. Di blog Belajar Saraf ini pun ada tutorial cara membuat blog, anda tinggal mendownloadnya saja kok.

Saya:
Oh begitu ya. Baiklah Tuhan, saya akan mencobanya sekarang.

 

Tuesday, 20 December 2011

Gallery Artis Seksi Jin Mei Xin